Kabarpersbhayangkara - Sragen, 1 Oktober 2025 - Di balik aksi nekatnya menyiram bensin ke seorang polisi yang disiarkan langsung di Facebook, Tri Wulandari alias "Mbak Wulan" akhirnya buka suara.
Dalam sebuah wawancara di rumahnya, beliau dengan sadar dan tanpa penyesalan mengakui bahwa tindakannya pada selasa (30/9) lalu adalah sebuah aksi yang terencana, lahir dari akumulasi rasa sakit hati, frustrasi dan hinaan.
Pemicu utamanya, menurut Wulan adalah ucapan kasar yang diklaim dilontarkan oleh seorang oknum polisi.
Beliau mengaku disebut dengan kata² seperti "edan, pekok dan ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa)".
Hinaan inilah yang menjadi sumbu pendek yang menyalakan sumpahnya yang pernah beliau koar-koarkan di Facebook miliknya.
Siapapun yang bilang ODGJ saya obong (bakar) mulutnya".
Beliau akhirnya datang ke Polres Sragen hari itu untuk mencari orang tersebut dan menepati janjinya, meskipun beliau menegaskan tidak membawa korek api.
Namun kemarahan ini memiliki akar yang lebih dalam dan sudah berlarut-larut.
Mbak Wulan ternyata menyimpan kekecewaan mendalam terhadap penanganan kasus yang beliau laporkan ke Polres Sragen.
Beliau merasa laporannya mengenai sengketa dengan sebuah toko grosir minyak goreng, yang diklaim merugikannya hingga Rp 600 juta sejak periode 2021-2023, tidak pernah ditanggapi dengan serius.
Puncaknya beliau justru mendapat surat somasi balik dari pihak yang beliau laporkan, membuatnya merasa seperti korban yang dikriminalisasi.
Kini meski menyadari risiko hukum yang mengancam, Wulan sama sekali tidak menunjukkan rasa takut.
Kalau saya dipenjara, anak saya, saya bawa", ujarnya dengan nada menantang.
Kisahnya bukan lagi sekadar video viral sesaat, melainkan potret kelam tentang bagaimana rasa putus asa terhadap sistem hukum dapat berujung pada tindakan ekstrem yang disiarkan ke seluruh dunia.(tim/red)
Posting Komentar