Refleksi Jacob Ereste: Prabowo dan Legasi Keluarga Pejuang yang Terus Mengabdi untuk Negeri


Jakarta, kabarpersbhayangkara.com  — Dalam momentum ulang tahun ke-74 Presiden Prabowo Subianto dan genap satu tahun kepemimpinannya bersama Kabinet Merah Putih, penulis dan pemerhati kebangsaan Jacob Ereste menyampaikan refleksi tentang makna spiritual, keluarga, dan pengabdian terhadap bangsa.

Menurut Jacob Ereste, kematangan spiritual Presiden Prabowo terlihat dari sikapnya yang semakin menekankan tindakan nyata ketimbang pencitraan. “Presiden Prabowo tidak lagi memerlukan pujian. Ia lebih mengedepankan perbuatan yang bermanfaat bagi rakyat dan bangsa. Inilah bentuk kematangan batin seorang pemimpin,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (19/10/2025).

Jacob menilai, pengabdian Prabowo hari ini merupakan bagian dari legasi panjang keluarga besar Djojohadikoesoemo, yang dikenal memiliki rekam jejak kuat dalam perjuangan dan pembangunan ekonomi bangsa. Ia menyinggung jejak sang kakek, Margono Djojohadikoesoemo, pendiri dan Ketua Dewan Komisaris pertama Bank Negara Indonesia (BNI) pada 1946, serta ayahnya, Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo, Begawan Ekonomi Indonesia yang pernah menjabat Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan, dan Menteri Riset di era Presiden Soeharto.

“Darah perjuangan dan intelektualitas itu mengalir dalam diri Presiden Prabowo. Ia mewarisi semangat juang dari keluarganya, yang sejak awal berdiri bersama Republik,” tulis Jacob dalam refleksinya.

Jacob juga menyoroti sisi rekonsiliasi keluarga yang kini terlihat harmonis dan penuh kedewasaan. Ia menilai, hal itu menjadi simbol keteladanan bahwa perdamaian dan kebersamaan dimulai dari lingkup keluarga, sebelum diwujudkan dalam kehidupan berbangsa.

Lebih lanjut, Jacob menegaskan bahwa satu tahun perjalanan Kabinet Merah Putih menjadi momentum penting bagi Presiden Prabowo untuk meletakkan pondasi pemerintahan yang kuat, inklusif, dan berpihak kepada rakyat. “Prabowo memiliki modal besar: ketulusan, pengalaman, dan darah nasionalisme yang mengakar. Itu sudah cukup untuk meyakinkan rakyat bahwa negeri ini berada di tangan yang berpengalaman dan matang,” tulisnya.

Dalam penutup refleksinya, Jacob menyebut bahwa hari ulang tahun ke-74 Presiden Prabowo Subianto bukan hanya momen pribadi, tetapi juga menjadi simbol syukur dan semangat rekonsiliasi nasional. “Doa untuk keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah, menjadi doa untuk seluruh rakyat Indonesia agar hidup dalam ketenangan, cinta, dan kasih sayang,” pungkasnya.
---
Catatan Redaksi:
Tulisan ini disarikan dari refleksi pemikiran Jacob Ereste yang beredar di ruang publik dan sumber terbuka lainnya. Redaksi menyajikannya secara berimbang dan proporsional sebagai wacana publik tanpa bermaksud mengarahkan opini atau glorifikasi terhadap tokoh tertentu.

0/Post a Comment/Comments