Audiensi IWOI Bojonegoro di Kasiman Soroti Transparansi Tes Perangkat Desa


Kabarpersbhayangkara.com - Bojonegoro, 7 Oktober 2025 –
Ikatan Wartawan Online Indonesia (IWOI) DPD Bojonegoro menggelar audiensi dengan pihak Kecamatan Kasiman, Selasa (07/10/2025), bertempat di Pendopo Kecamatan Kasiman. Audiensi ini digelar guna mendorong transparansi dan keterbukaan dalam pelaksanaan tes pengisian perangkat desa yang akan berlangsung serentak di enam desa wilayah Kecamatan Kasiman.

Adapun enam desa yang menggelar seleksi perangkat desa adalah Ngaglik, Batokan, Besah, Sekaran, Sidomukti, dan Kasiman. Tes tulis dijadwalkan Rabu (08/10/2025) di Pondok Pesantren Hibatullah, Desa Sambeng, mulai pukul 08.00 WIB.

Turut hadir dalam audiensi tersebut, Camat Kasiman Novita Sari, S.STP, M.PSDM, perwakilan Polsek Kasiman Edi (Kanit Intelkam), serta Heri Rusdianto mewakili Danramil Kasiman.

Dalam sambutannya, Forkopimcam Kasiman berharap pelaksanaan tes dapat berjalan aman, lancar, dan kondusif.


Kami berharap seluruh pihak dapat bekerja sama agar pelaksanaan besok berjalan tertib dan sesuai aturan,” ujar Camat Novita Sari, diamini pernyataan serupa dari perwakilan Polsek dan Koramil.

Setelah paparan Forkopimcam, suasana audiensi berlangsung cukup panas. Dialog sengit terjadi antara Ketua IWOI DPD Bojonegoro beserta anggota dengan panitia pengisian perangkat desa (TPPD), salah satunya Ripto (Ketua TPPD Sekaran).

IWOI mempertanyakan mengapa hanya STIESIA Surabaya yang ditunjuk sebagai pihak ketiga pelaksana tes tulis, tanpa adanya kampus pembanding sebagaimana lazimnya untuk menjamin objektivitas dan transparansi.

Menanggapi hal itu, Ripto menjelaskan pihaknya sebenarnya sudah mengajukan kerja sama dengan Universitas Katolik Darma Cendika (UKDC) Surabaya, namun ditolak karena kampus tersebut memiliki kegiatan lain di tanggal yang sama.

Namun jawaban tersebut dinilai tidak memuaskan. Anggota IWOI, Irawan, menyatakan hal itu tidak logis.

Kalau memang kampus tersebut menolak, kenapa tidak segera mencari kampus lain sebagai pembanding? Banyak kampus lain yang berakreditasi baik dan bisa dilibatkan. Ini enam desa lho, masa tidak ada alternatif lain? Jangan-jangan sejak awal memang sudah direncanakan hanya menggunakan STIESIA,” tegasnya.

Panitia berdalih waktu yang terlalu mepet menjadi kendala untuk mencari alternatif kampus lain. Namun alasan ini kembali menuai kritik, dianggap sebagai bentuk kurang maksimalnya panitia dalam menjamin keterbukaan.

Audiensi yang berlangsung hingga siang hari berakhir tanpa kesepakatan. Sejumlah anggota IWOI tetap menilai banyak kejanggalan dalam proses persiapan tes perangkat desa.

IWOI menegaskan akan terus mengawal jalannya proses seleksi agar berlangsung transparan, objektif, dan akuntabel, demi menghindari kecurigaan publik serta menjamin keadilan bagi seluruh peserta.(tim/red) 

0/Post a Comment/Comments