Kabarpersbhayangkara.com - SIDOARJO – Upaya evakuasi korban robohnya gedung musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, terus dilakukan hingga Minggu (5/10) malam. Satu unit breaker excavator penghancur beton dan dua bucket excavator dikerahkan untuk mempercepat pembersihan material reruntuhan.
Hingga pukul 23.30 WIB, pembersihan puing material mencapai sekitar 80 persen. Dari hasil operasi itu, tim SAR berhasil menemukan 24 jenazah baru, termasuk empat potongan tubuh manusia. Dengan demikian, total korban meninggal dunia yang telah ditemukan mencapai 49 orang, dengan lima bagian tubuh yang masih harus diidentifikasi di RS Bhayangkara Surabaya.
Sementara itu, jumlah korban yang belum ditemukan menyusut menjadi 14 orang. Adapun korban selamat tercatat 104 orang, dengan rincian enam masih menjalani perawatan intensif, 97 sudah dinyatakan pulih, dan satu orang
dipulangkan tanpa perlu dirawat.
Namun, proses pencarian menghadapi kendala baru. Sebagian reruntuhan terhubung dengan gedung lama di sebelah selatan. Kondisi bangunan lama yang miring membuat tim SAR tidak bisa gegabah mengambil tindakan karena berisiko memicu keruntuhan baru.
Konsultan ahli dari Institut Teknologi Surabaya (ITS) didatangkan untuk memberikan rekomendasi teknis. Hasilnya, tim SAR diwajibkan membuat penahan pada gedung lama sebelum proses pemotongan (cutting) dilakukan, agar tidak menimbulkan kerusakan tambahan.
Sambil menunggu langkah lanjutan, tim SAR tetap fokus membersihkan sektor selatan yang sudah runtuh guna memaksimalkan pencarian jenazah maupun potongan tubuh lain. Setelah tahap ini selesai, barulah proses pemotongan bagian yang terhubung ke gedung lama dilakukan.
Dengan kerja keras tim SAR gabungan yang bertugas 24 jam secara bergantian, diharapkan operasi evakuasi dapat segera rampung. Dukungan logistik dan stamina terus diberikan agar misi kemanusiaan ini berjalan lancar dan tidak menimbulkan masalah baru.(tim/red)
Posting Komentar